Filosofi Bunga Edelweiss: Bunga Keabadian



Menyibak filosofi bunga edelweiss. Edelweis merupakan salah satu nama bunga yang disebut sebagai bunga keabadian, ketulusan dan perjuangan. Mengapa dinamakan bunga keabadian? Karena Edelweis mampu bertahan meskipun telah dipetik. Edelweis tidak akan layu meskipun berada di tempat yang kering dan miskin unsur hara, meskipun lama kelamaan bunga edelweis akan menjadi kering. Sebutan keabadian untuk bunga edelweis juga terkait dengan bunganya awet berada di pegunungan menjadi simbol dari keabadian.
Filosofi bunga edelweiss juga dikaitkan sebagai bunga yang melambangkan ketulusan. Edelweis tulus hidup di ketinggian dengan kondisi tanah yang ekstrem, dan suhu yang berubah-ubah. Ia tulus menerima kondisi tersebut tanpa menuntut apapun. Nah, yang tidak ketinggalan adalah Edelweis sebagai lambang perjuangan. Siapapun yang ingin melihat indahnya bunga edelweis harus melewati perjuangan yang tidak mudah. Seseorang harus naik gunung, melewati jalanan yang terjal, sesekali melewati bebatuan jalan yang sempit hanya untuk melihat sekuntum bunga edelweis.
arti bunga edelweiss,mitos bunga edelweiss,harga bunga edelweiss,bunga edelweiss thomas arya,bunga edelweiss jawa,bunga edelweiss,

Baca Juga : 6 Bunga Terindah di Dunia Yg Paling Menakjubkan

Para remaja mengaitkan bunga edelweis sebagai lambang kasih sayang dan cinta yang abadi, sehingga banyak dari mereka mendaki gunung untuk kemudian memetik bunga edelweis untuk diberikan kepada kekasihnya. Mereka berharap agar kisah cinta mereka abadi selamanya. Arti bunga edelweiss yang melambangkan keabadian, ketulusan, serta perjuangan, seharusnya tidak dipandang secara sempit dengan aktivitas seperti itu.
Memetik bunga edelweis dari habitatnya untuk kesenangan semata adalah tindakan yang tidak ramah lingkungan. Filosofi bunga edelweiss pun lebih dari itu. Jika seseorang atau dua orang saja yang memetik edelweis dari gunung kemudian diberikan kepada kekasihnya, itu tidak masalah. Tetapi yang menjadi masalah adalah jika ratusan bahkan ribuan orang melakukannya. Edelweis yang indah dan cantik yang biasa dilihat di puncak gunung lambat laun akan punah. Memetik tanpa diimbangi dengan menanam tentunya akan menyebabkan edelweis punah.
Jika memahami sejarah bunga edelweiss yang mampu tumbuh di tempat ekstrem dan bertahan setegar karang, maka seseorang tidak akan tega memetiknya. Justru ia akan senantiasa berdoa dan menjaga kelestarian bunga edelweis agar anak cucu kelak dapat menikmati keindahannya. Wujud cinta kepada kekasih hanya dapat diungkapkan dengan perkataan, hati, dan perbuatan, bukan dengan merusak lingkungan. Oleh-oleh pendakian pun juga tidak harus dengan memetik edelweis, tetapi cukup memperlihatkan fotonya saja. Apabila menginginkan melihat edelweis dari dekat, maka mendakilah, cukup nikmati cantiknya edelweis yang ada di depan mata tanpa membawanya pulang.
Adapun bunga edelweis sudah dinyatakan sebagai bunga langka, dan di beberapa tempat bahkan sudah dinyatakan punah. Warga dataran tinggi Dieng mencoba untuk membudidayakan bunga edelweis, caranya dengan menanam bibit-bibit bunga. Mengingat bunga edelweis yang sudah langka, maka budidaya ini merupakan salah satu perbaikan yang dapat diapresiasi agar filosofi bunga edelweiss dapat dipahami dengan bijaksana.